“Politik Pecah Belah dan Adu Domba Lalu Kuasai”, Apakah Diam Pilihan Bijak?


MANDIRIPOS-Orang-orang lingkaran istana mulai dari jabatan terendah hingga tertinggi memainkan peran. Para kurcaci dan penjilat berseliweran mengekor dari belakang bisik-bisik tetangga sebarkan fitnah dan berita bohong. Membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar.

Kritik sana, dan kritik sini jatuhkan orang orang yang dianggap berseberangan dengan kebijakan majikannya. Meski orang orang yang mereka anggap berseberangan tadi benar. Tapi dimata mereka salah, sebab merekalah yang paling benar.

ADS:

Lagi Cari Agency Travel Pekanbaru Tujuan Medan untuk liburan atau pulang kampung? Hubungi Melody Travel untuk Perjalanan PP Travel Medan Tujuan Pekanbaru yang aman dan nyaman.

Korban pun berjatuhan, pegawai dan pejabat yang dianggap berseberangan dengan majikan dimutasi di pulau seberang nun jauh. Pegawai dan pejabat korban fitnah lantaran tak mengakomkdir keinginan mereka syukur-syukur masih dapat jabatan. Parahnya non job jadi staf biasa jadi penonton dan jadi pegawai suruhan. Padahal kemampuan pegawai dan pejabat tadi lebih mumpuni daripada yang diberikan jabatan.

“Penyakit hati menggerogoti kalbu, iri, cemburu, dengki, dan dendam serta lainnya. Setan pun terbahak-bahak sambil provokasi agar mereka semakin jauh terjerumus ke lubang dalam terbelenggu dalam lingkaran setan.”

Para kurcaci dan penjilat tak segan-segan menjual sang majikan takut-takuti pejabat rendah demi pundi-pundi cuma untuk sejengkal perut dan hura-hura.

“Memposisikan diri jadi kurcaci dan penjilat tak bisa kaya, buktinya masih terus kekurangan. Kalau pun mereka kaya, hatinya kosong, dan jiwanya sepi lantaran setan telah bersarang di lubuk hati terus membisikkan penyakit menghilangkan cahaya kebenaran.”

Sebelas dua belas, dan serupa tapi tak sama pejabat di sekeliling majikan sama saja dengan para kurcaci dan penjilat.

Baca Juga  3 Makna Sumpah Pemuda yang Penting Diketahui Para Generasi Penerus Bangsa

Saat para kurcaci dan penjilat datang melapor si Pulan yang dianggap berseberangan, baik pejabat rendahan dan pejabat selevel eselon II orang dekat majikan tak pula bijak, tapi menerima mentah-mentah laporan.

Setan sudah merasuki pikiran dan akal mereka, benci dan dendam bak api dalam sekam spontan membuat keputusan melapor kepada majikan agar memutasikan pejabat lagi-lagi yang dianggap berseberangan dengan mereka.

Korban-korban pun berjatuhan tidak cuma di lingkaran dan lingkuhan pemerintahan saja, tapi meringsek ke berbagai profesi, komunitas atau paguyuban, pengurus ormas serta lainnya dianggap selama pesta demokrasi jadi lawan politik mereka.

“Meski pesta demokrasi sudah usai, tapi dendam kesumat politik masih membara kebiri kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul. Mereka bak kura-kura dalam perahu, pura-pura tak tahu Undang-Undang Dasar 1945 tertuang dan mengamanatkannya.”

Jika para pejabat di sekeliling majikan tak mampu menaklukkan target, jurus zaman kolonial Belanda yang membangun sistim politik pecah belah, politik adu domba, atau divide et impera dilakukan. Jurus divide et impera sangat ampuh, buktinya para kurcaci dan penjilat semakin bertambah di sekeliling istana menjadi mata-mata baru untuk memuluskan misi dan visi mereka menguasai seluruh tatanan pemerintah hingga tatanan masyarakat.”

Di sisi lain, orang-orang yang masih punya sedikit idealisme dan kebenaran di hati perlahan tersingkir memilih diam seribu bahasa.

Apakah diam seribu bahasa pilihan bijak? Tepuk dada tanya selera. Jika orang-orang yang baik pilih diam mau dibawa kemana negeri yang dikuasi para kurcaci, penjilat dan para pejabat munafik yang cuma peduli diri sendiri, keluarga dan kelompoknya.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan bila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Baca Juga  DPO Bandar Sabu Ini Akhirnya Ditangkap Polisi

Optimisme dan keyakinan mesti terus digelorakan meski cuma didalam hati, sebab diantara para kurcaci, penjilat dan pejabat munafik masih ada kurcaci baik, penjilat baik dan pejabat baik bertahan di dalam sistem bisa jadi membangunan kekuatan secara diam-diam mengubah sembari menunggu campur tangan Sang Yang Maha Kuasa pencipta dan penguada alam semesta.(rls)

Ayo Berikan Rating Terbaik pada tulisan ini 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *