Tabrakan Truk Maut di Bekasi, HIKATAMA : Pemerintah Kecolongan Lagi


Mandiripos.com – Sepekan peristiwa kecelakaan lalu lintas Jalan di Bekasi menyisakan polemik ditengah masyarakat, Truk Tronton menabrak halte dan menara telekomunikasi di depan SDN Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung Km 28,5 Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (1/9/2022).

Akibat kejadian tersebut 10 orang dikabarkan meninggal dunia dan mirisnya kebanyakan menjadi korbanya adalah anak – anak SD dan puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan.

ADS:

Lagi Cari Agency Travel Pekanbaru Tujuan Medan untuk liburan atau pulang kampung? Hubungi Melody Travel untuk Perjalanan PP Travel Medan Tujuan Pekanbaru yang aman dan nyaman.

Kecelakaan Truk Tronton tersebut diduga lepas kendali karena bermuatan lebih / over loading sehingga kecelakaan tidak dapat terelakan.

Menyikapi hal tersebut Ketua Umum DPP. HIKATAMA Drs. Irwan Nasir. M.Si melalui Sekjed DPP. HIKATAMA Harmaini Wibowo. MT yang dihubungi via seluler, (Senin 5 September 2022), menyampaikan keperihatinanya atas musibah ini karena begitu banyak merenggut korban jiwa dan peristiwa seperti ini terus berulang seperti kecelakaan yang terjadi sebelumnya.

“Mewakili HIKATAMA dan mayarakat kami turut perihatin atas musibah ini, begitu banyak korban yang berjatuhan dilain hal kecelakaan ini hampir mirip dengan kecelakaan maut yang terjadi sebelumnya, dugaanya selalu karena over loading dan human error, pertanyaanya kenapa bisa terus terulang kembali? “ tutur Harmaini

Ditegaskannya, tabrakan yang terjadi di Bekasi adalah buntut kelemahan Pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian angkuatan umum sehingga diduga terjadi pelanggaran baik secara teknis maupun administrasi yang dilakukan oleh perusahaan / operator, padahal saat ini pemerintah sedang mengalakan sosoalisasi dan kampanye Zero Odol 2023 serta Zero Accident 2035 sebagaimana yang tertuang didalam RUNK Jalan.

Baca Juga  390 Warga Jalani Rapid Test

“Kita menilai Pemerintah itu kecolongan ya, seharusnya belajar dari pengalaman kecelakaan maut yang terjadi sebelumya seperti di Kalimantan, CIbubur dan terakhir di Bekasi hal itu memiliki kesamaan faktor peyebabnya yang diduga karena over dimension dan human error / kelalaian pengemudi namun hal ini justru terjadi kembali pada saat Pemerintah sedang gencar – gencarnya mensosialisasikan program Zero Odol, kami nilai ada kelemahan pada disisi pengawasan dan pengendalianya” tutur Harmaini

“Banyak kasus kecelakaan maut itu terungkap faktor penyebabnya dan sudahpula keluar rekomendasi untuk dilakukan mitigasi lanjutan misalnya penerapan SMK Perushaan angkutan umum secara konsisten, pemenuhan sertifikasi pengemudi, peningkatan kesejahteraan pengemudi, pengaturan tarif angkuatan umum, pelaksanaan ijiin Usaha berbasis resiko, perbaikan geometri Jalan bahkan penegakan hukum bagi yang melanggar aturan” ujar Harmaini lagi

Terkait degan pengemudi Harmaini kembali menekankan jalan keluarnya Pemerintah perlu menginventarisasi pengemudi angkutan umum baik barang dan penumpang yang tersebar diseluruh operator dan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui data terkait kompetensi dan keahlian pengemudi sesuai bidangnya.

“Perlu diinventarisasi berapa jumlah pengemudi aktiv dan dibuat databasenya dengan demikian Pemerintah dapat memetakan ukuran kualitas dan standarisasi pengemudi, saat ini kita melihat kurangnya pembinaan terhadap pengemudi. Bila perlu berikan insentif berupa pelatihan sertifikasi pengemudi bukan hanya subsidi BBM atau suku cadang kendaraan tapi pengemudipun perlu mendapatkan reward selain itu kami berharap ada ketegasan dari Pemerintah dalam meberikan sanksi kepada operator / Perusahaan yang melakukan kegiatan diluar ketentuan ” tutup Harmaini

Dikutip dari indozine.ID, Djoko Setijowarno Akademisi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang mengatakan Pengemudi saat ini masih dipandang sebelah mata padahal kontribusi pengemudi terhadap aktivitas ekonomi sangat besar. Tanpa mereka barang dan kebutuhan pokok mana bisa terdistribusi hingga kekonsumen.

Baca Juga  Camat Mandau Lakukan Takziah Ke Rumah Warga

“Profesi pengemudi truk bak buah simalakama. Ketika terjadi kecelakaan, pengemudinya selamat dapat dipastikan dijadikan tersangka. Namun jika meninggal dunia, maka keluarganya akan merana kehilangan pencari nafkah keluarga. Jaminan asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan tidak ada,” kata Djoko Setijowarno yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat melalui press rilisnya kepada Indozone, Sabtu (3/9/2022). (BD)

Ayo Berikan Rating Terbaik pada tulisan ini 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *