Pasca Telan Korban Nyawa, Tragedi KITB Picu Kemarahan Warga Dua Kampung, PT IGE dan PT KIMI di Geruduk



SIAK — Suasana memanas di kawasan Sungai Rawa dan Rawa Mekar Jaya (RMJ) pasca insiden maut yang menewaskan seorang pemuda 22 tahun, bernama Apin, akibat menabrak truk cangkang yang parkir sembarangan di bahu Jalan Lintas Sungai Rawa–KITB. Tragedi ini menjadi puncak kekesalan masyarakat dua kampung tersebut atas maraknya praktik parkir liar truk pengangkut cangkang sawit menuju Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB).

Pada Sabtu (15/11/2025) sore, puluhan perwakilan masyarakat dari Karang Taruna Sungai Rawa, Karang Taruna RMJ, organisasi LLMB, serta warga dari dua kampung mendatangi sejumlah fasilitas perusahaan, termasuk PT Kimi dan stockpile PT IGE. Aksi spontan itu menjadi bentuk protes keras atas kelalaian perusahaan-perusahaan cangkang yang dinilai telah membahayakan keselamatan masyarakat.

Aksi Warga: “Jangan Sepelekan Nyawa Kami!”

Warga meminta Pemkab Siak, DPRD dan seluruh instansi terkait turun tangan serius, bukan lagi sekadar imbauan kosong. Mereka menuntut:

Penertiban total truk-truk cangkang yang parkir semrawut di bahu jalan menuju Sungai Rawa dan KITB.

Pemeriksaan ketat tonase truk yang selama ini diduga melebihi kapasitas jalan.

Penegakan hukum kepada perusahaan yang membiarkan armadanya memakan badan jalan.

Pengawasan rutin agar tragedi serupa tidak terulang.

“Masalah ini sudah makan korban jiwa. Jika dibiarkan, kami khawatir korban berikutnya hanya menunggu waktu,” ujar salah satu tokoh pemuda dalam aksi tersebut.

Kronologi Tragedi Maut yang Memicu Kemarahan Publik

Dikutip dari riau pos.co, bahwa korban bernama Apin (22), warga RMJ, menabrak bagian belakang sebuah truk fuso bermuatan cangkang yang diparkir di bahu jalan dalam kondisi gelap.

Kasat Lantas Polres Siak AKP Kaliman Siregar SH MM menjelaskan kecelakaan terjadi pada Jumat (14/11/2025) pukul 21.00 WIB.

Sepeda motor Jupiter hitam yang dikendarai korban menghantam keras bagian belakang truk yang dikemudikan Heri Siagian.

“Kepala korban mengalami benturan hebat sehingga tidak sadarkan diri. Saat dibawa ke rumah sakit, nyawa Apin tidak tertolong,” terang Kasat Kaliman.

Satlantas Polres Siak telah melakukan olah TKP dan mengimbau masyarakat tetap berhati-hati serta menjaga jarak aman. Namun, imbauan ini dianggap tidak cukup mengingat akar persoalan ada pada parkir liar truk-truk cangkang di sepanjang akses menuju KITB.

Jalan Menyempit & Sangat Berbahaya — Warga Makin Trauma

Beberapa warga mengaku kini tak lagi merasa aman melewati jalan tersebut, apalagi saat dini hari atau pagi buta.

“Anak-anak kami takut berangkat sekolah kalau truk-truk itu parkir semrawut. Mereka makan badan jalan, apalagi saat sedang loading, makin parah,” ujar seorang ibu yang setiap hari melintasi jalur itu.

Menurut warga, situasi ini sudah lama terjadi, namun pembiaran terus berlangsung tanpa ada tindakan tegas.

Desakan Publik: Hentikan Pembiaran, Tindakan Nyata Wajib Turun!

Masyarakat menilai tragedi ini bukan sekadar kecelakaan biasa, tetapi buah dari kelalaian perusahaan dan lemahnya pengawasan pemerintah. Mereka mendesak:

Bupati Siak, DPRD Siak, dan instansi teknis seperti Dishub, Satpol PP, KSOP, dan Polres untuk menetapkan zona dilarang parkir dan melakukan penindakan nyata.

Pemerintah membuat regulasi ketat arus kendaraan berat menuju KITB.

Evaluasi terhadap operasional perusahaan-perusahaan cangkang yang kerap menimbulkan masalah lalu lintas dan keselamatan. (rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *