Pahlawan dari Teluk Lanus, Sempena Hari Pendidikan Nasional 2017


SIAK,Mandiripos.com-Mengabdi di daerah terpencil yang terletak di sebuah kampung kecil, jelaslah merupakan sebuah tantangan yang tak mudah dibayangkan dan dilakukan. Selain harus beradaptasi dengan semua keterbatasan fasilitas, masih harus berhadapan dengan kerasnya kehidupan pesisir. Sementara pendidikan, tetaplah jalan terbaik untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Keterbatasan tersebut tidak membuat Sahri (52), sososk guru inspiratif, kreatif dan berdedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan. Ia adalah seorang guru SD satu atap Kampung Teluk Lanus kecamatan Sungai Apit.

Sahri ditugaskan di Teluk Lanus sejak tahun 2008 silam, yang sebelumnya mengajar di kecamatan Bungaraya. Di sana ia terpanggil mengajar, karena kurangnya tenaga pengajar yang mau ke kampung tersebut. Sangat dibutuhkan figur seorang guru yang bisa menjadi tempat curhat, sahabat, dan guru yang penuh talenta bagi anak-anak Teluk Lanus.

Hal itu membuat sosoknya menjadi begitu dekat dengan siswa-siswinya. Sehingga kini, dengan kedekatan itu, ia mengaku merasa sangat sulit untuk berpisah dengan murid-muridnya.

Teluk Lanus adalah salah satu kampung di kecamatan Sungai Apit di Kabupaten Siak Provinsi Riau. Dari Pelabuhan Buton, Sungai Apit, saat ini Teluk Lanus dapat dijangkau menggunakan kapal cepat dengan waktu tempuh selama 2 jam. Saat ini sudah disediakan bus air oleh Pemerintah Kabupaten Siak untuk transportasi masyarakat.

 

Awal-awal bertugas dulu tahun 2008 menggunakan kapal pompong dari kampung Kayu Ara menuju Teluk Lanus memakan waktu kurang lebih 9 jam, itu pun tidak setiap waktu ada. Terkadang melawan gelombang besar dan juga badai yang bikin “sport jantung”.

Mengajar di daerah permukiman terpencil dan tertinggal, merupakan tantangan tersendiri bagi Sahri. Bapak tiga anak ini dihadapkan pada berbagai persoalan, situasi, dan kondisi yang cukup sulit. Antara lain geografis, sosial, ekonomi, budaya, komunikasi dan transportasi.

Baca Juga  Polsek Lubuk Dalam Polres Siak Melakukan Kegiatan Operasi Yustisi

 

Sedangkan di sisi lain, dalam menjalankan tugasnya guru dituntut sebuah tanggungjawab, loyalitas, serta semangat tinggi atas pengabdian. Semuanya ia tempuh demi pengabdian mencerdaskan generasi masa depan bangsa.

 

Bangunan sekolah dasar menjadi satu dengan sekolah menengah pertama (satu atap), yang dibangun oleh pemkab Bengkalis, dengan berbentuk bangunan panggung. Setelah Siak pisah dari Bengkalis, barulah bangunan sekolah tersebut direnovasi menjadi permanen.

 

Sahri mengakui, sebagai guru yang mengabdi di daerah terpencil, ia mendapatkan penghidupan yang layak. Pemerintah kabupaten Siak telah cukup memerhatikan kondisi dan kesejahteraan guru di daerah tersebut. Oleh karena itu, ia tak segan meringankan tangan untuk membantu murid-muridnya. Reaksi dari para siswa terhadap upaya Sahri merupakan semangatnya.

 

Guru diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan, guru juga laksana embun penyejuk dalam kehausan. Guru dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti orang yang pekerjaannya (profesinya) mengajar. Dalam Wikipedia guru berasal dari bahasa sansakerta secara harfiah berarti berat, namun dipahami juga dihormati. Dalam filosofi jawa guru dimaknai dengan “digugu dan ditiru” artinya mereka yang selalu dicontoh dan dipanuti.

 

Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa ”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

 

Tak bisa dipungkiri bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan nasional, keberhasilan pendidikan di suatu Negara sangat ditentukan oleh kualitas gurunya. Sementara sumber daya manusia yang berkualitas bisa dicapai dengan pendidikan. Sedangkan faktor yang penting dalam pendidikan pada masa itu adalah keberadaan guru.

Baca Juga  Baznas Siak Terima Kunjungan Kerja Baznas Kabupaten Pesisir Selatan-Sumbar

Penghulu Teluk Lanus Irwansyah Roni, saat dihubungi melalui telepon selelulernya, Rabu (3/5), mengatakan, selain mengajar, Pak Sahri dikenal gemar membantu masyarakat, hingga mengantar warga yang sakit sampai ke rumah sakit Arifin Ahmad di Pekanbaru.

 

“Pak Sahri sering diskusi sama saya, tentang bagaimana membangun atau memajukan kampung ini, selain itu jiwa sosialnya tinggi, ia suka membantu warga disini,” ujar Roni.

 

Roni mulai menuturkan, bagaimana awalnya Sahri membuat proposal demi proposal, seperti pembangunan Tower Telkomsel, cetak sawah seluas 223 hektar, bantuan dari perusahaan melalui dana CSR untuk pupuk dan bibit dan bangunan penggilingan padi, Pembangkit Listri Tenaga Surya Terpusat (PLTS) hingga malam hari Teluk Lanus jadi terang benderang.

 

Aktifitas sehari-harinya luar biasa, sambung Roni, menjabat ketua kelompok Tani, Anggota BPKam, dan sebagai instruktur (pelatih) Pembina Pramuka diwilayah Kwarcab Siak.

 

Saat ini, Pak Sahri menjabat sebagai kepala SMP Negeri 1 satu atap Sungai Apit di Teluk Lanus yang dilantik oleh Bupati Siak Syamsuar beberapa waktu yang lalu.(rls)

Ayo Berikan Rating Terbaik pada tulisan ini 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *